Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 2), sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Wahyungingrum (2004: 5) berpendapat bahwa sarana
pendidikan adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
meliputi barang bergerak maupaun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan
tercapai.
Dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas
bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang langsung digunakan dalam proses
belajar di sekolah. Dalam konteks pendidikan, sarana dan prasarana adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap tujuan pendidikan.
Oleh karena itu fasilitas yang memadai dan berkualitas sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Namun pada kenyataannya di
kampus Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY masih ada bebrapa ruang kuliah yang jauh
dari standar dan beberapa fasilitas yang ada di kampus kurang memdai. Misalnya
saja ruang kuliah 201 dan 209 yang merupakan salah satu ruang kuliah pendidikan
sosiologi FIS-UNY. Ruangan yang berukurang kurang lebih 4 x 6 m ini sekilas
terlihat bagus dan bersih. Semua fasilitas ada di sana seperti LCD, proyektor, seperangkat
komputer, bangku kuliah. Namun beberapa fasilitas yang ada tidak berfungsi
dengan baik, seperti LCD yang sering berubah warna menjadi hijau, ungu bahkan
terkadang mati. Selain itu seperangkat komputer yang hanya menjadi pajangan
belaka tanpa bisa difungsikan. Penataan ruang yang tidak baik juga membuat
proses belajar mengajar terganggu. Seperti penempatan proyektor yang tidak
startegis sehingga pantulan sinar matahari mengai proyektor, hal ini membuat
silau jika kita memandang ke depan..
Hal ini tidak hanya terjadi pada kedua ruang tersebut, namun
bebrapa ruang kuliah lain juga mengalaminya. Bahkan ada bebrapa ruang kuliah
yang tidak ada LCD, proyektor, dan AC. Jika hal ini terus dibiarkan tentu
sangat menghambat proses belajar mengajar. Padahal saat ini dunia pendidikan
sangat membutuhkan IT demi kelancarang proses belajar mengajar. Mahasiswa yang
memiliki jiwa kritis dan bebas akan bosan dengan proses belajar mengajar model
ceramah. Mahasiswa lebih tertarik jika proses belajar mengajar menggunakan
media seperti internet, power point, film, dan lain sebagainya. Namun ketika
fasilitas tidak mendukung proses belajar mengajar akan terhamabat.
UNY sebagai salah satu universitas kegururuan di Yogyakarta
tentunya harus bisa memberikan fasilitas yang memadai bagi para mahasiswanya. Karenan
mereka nantinya akan dicetak menjadi pendidik-pendidik yang profesional bagi
para siswanya kelak. Selain itu UNY
sebagai salah satu universitas yang sedang merintis World Class Univercity
tentunya harus mampu menyediakan fasilitas yang setara dengan tingkat
internasional, jikalaupun belum bisa memenuhi standar internasional setidaknya
fasilitas yang ada memadai dan berjalan dengan normal agar citra UNY tetap
baik. Karena nantinya akan ada beberapa mahasiswa asing yang ditawari untuk
mengikuti program studi di UNY.
Oleh karena itu pihak kampus harus mampu meneglola manajeman
fasilitas dan manajeman keungan dengan baik dan benar. Pihak kampus harus mampu
menyediakan fasilitas yang memadai bagai para mahasiswanya, agar proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dan sukses. Pihak kampus harus mampu memfungsikan
fasilitas-fasilitas yang telah mati menjadi hidup kembali. Menurut Jalaludin
(2008: 3) manajeman sarana dan prasarana adalah komponen yang secara langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu
sendiri. Sehingga proses pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan
pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan sangat dibutuhkan
dalam mengelola manajeman fasilitas.