A. Pengertinan
Sosiologi
1.
Menurut Ptirim Sorokin
Sosiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari:
·
Hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
·
Hubungan
dan saling pengaruh antara sejala-gejala sosial dan gejala-gejala nasional.
·
Ciri-ciri
umum semua gejala sosial.
2.
Menurut Selo Soemardjan dan Selo Soemardi
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang stuktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
B.
Sosiologi sebgai ilmu
Sosiologi
telah memenuhi segenap unsur dan sifat ilmu pengetahuan ykni empiris, teoritis,
kumulatif, dan nonetis.
1.
Sosiologi
bersifat empiris yaitu ilmu pengetahuan terebut didasarkan pada observasi
(pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat
spekulatifmelainkan obyektif.
2.
Sosiologi
bersifat teoritis artinya ilmu pengetahuan itu selalu berusaha menyusun
abstraksi dan hasil-hasil observasi.
3.
Sosiologi
bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi terbentuk atas dasar
teori-teori yang sudah ada.
4.
Sosiologi
bersifat non etis artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah
persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai
dengan menjelaskan fakta tersebut.
C.
Sifat
hakekat sosiologi
1.
Sosiologi
merupakan ilmu sosial bukan ilmu alam atau kerohanian.
2.
Sosiologi
bersifat kategoris bukan normatif.
3.
Sosiologi
merupakan ilmu murni bukan terapan.
4.
Sosiologi
adalah ilmu yang abstrak bukan konkrit.
5.
Sosiologi
bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum interaksi.
6.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional.
7.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan umum bukan khusus.
D.
Tokoh-tokoh sosiologi
1.
Auguste Comte (1798-1857)
Merupakan
bapak sosiologi asal Prancis. Pemikiran Comte tentang sosiologi adalah:
·
Ilmu
sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan
metode historis secara sistematis.
·
Hukum
tiga jenjang dalam menjelaskan gejala sosial dan gejala alam yaitu teologis
(hal-hal yang bersifat adikodrati), metafisika (hal-hal yang bersifat abstrak
atau metafisika), positif (jenjang ilmiah).
·
Sosiologi
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu statika sosial yang mewakili stabilitas
dan kemantapan, dan dinamika sosial yang mewakili perubahan.
2.
Karl Marx (1818-1883)
Ia
mengembangkan konsep perjuangan kelas, yaitu lahirnya kelompok borjuis
(kelompok yang menguasai alat-alat produksi dan kelompok proletar (kelompok
rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi). Merut Marx, kelompok
proletar akan memberontak melawan kelompok borjuis, kemudian melahirkan suatu
masyarakat tanpa kelas.
3.
Herbert Spencer (1820-1903)
Herbert Spencer adalah orang Inggris yang menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis.
Menurut Spencer objek kajian sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,
agama, pengendalian sosial, dan industri. Pada tahun 1876, ia mengetengahkan
sebuah teori tentang “evolusi sosial” yang hingga kini masih dianut walaupun di
sana sini ada perubahan. Ia juga menerapkan analog teori Darwin mengenai teori
evolusi terhadap manusia. Ia yakin bahwa manusia mengalami evolusi dari
masyarakat primmitif menjadi masyarakat modern.
4.
Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim adalah salah seorang pelopor perkembangan sosiologi.
Menurut Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan
proses-proses sosial. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Rules of
Method, 1895 yang menyoroti
metodologi yang digunakan dalam penelitian klasiknya tentang bunuh diri
(suicide) diberbagai kelompok masyarakat.
5.
Max Weber (1864-1920)
Menurut Weber, sosiologi sebgai ilmu berusaha mermberikan
pengertian tentang aksi-aksi sosial. Ia memberikan pengertian mengenai perilaku
manusia sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
E.
Manfaat Sosiologi
Manfaat
mempelajari sosiologi:
1.
Dapat
mengetahui tentang pola-pola interaksi sosial yang terjdi dalam masyarakat.
2.
Dapat
membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku
kita dalam kehidupan bermasyarakat.
3.
Mengkaji
status dan peran kita sebagai masayrakat, serta dapat melihat budaya yang belum
pernah kita lihat sebelumnya.
4.
Mempermudah
dalam memahami nilai, norma, tradisi, keyakinan, yang dianut oleh masyarkat
lain serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa sehingga tidak
menimbulkan konflik.
Sumber: M. Sitorus. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar