Selasa, 13 November 2012

Sosiologi sebagai Ilmu yang Mengkaji Masyarakat



A.    Pengertinan Sosiologi
1.      Menurut Ptirim Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
·         Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
·         Hubungan dan saling pengaruh antara sejala-gejala sosial dan gejala-gejala nasional.
·         Ciri-ciri umum semua gejala sosial.
2.      Menurut Selo Soemardjan dan Selo Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang stuktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
B.     Sosiologi sebgai ilmu
Sosiologi telah memenuhi segenap unsur dan sifat ilmu pengetahuan ykni empiris, teoritis, kumulatif, dan nonetis.
1.      Sosiologi bersifat empiris yaitu ilmu pengetahuan terebut didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatifmelainkan obyektif.
2.      Sosiologi bersifat teoritis artinya ilmu pengetahuan itu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil-hasil observasi.
3.      Sosiologi bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada.
4.      Sosiologi bersifat non etis artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta tersebut.
C.     Sifat hakekat sosiologi
1.      Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan ilmu alam atau kerohanian.
2.      Sosiologi bersifat kategoris bukan normatif.
3.      Sosiologi merupakan ilmu murni bukan terapan.
4.      Sosiologi adalah ilmu yang abstrak bukan konkrit.
5.      Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum interaksi.
6.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional.
7.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum bukan khusus.
D.    Tokoh-tokoh sosiologi
1.      Auguste Comte (1798-1857)
Merupakan bapak sosiologi asal Prancis. Pemikiran Comte tentang sosiologi adalah:
·         Ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematis.
·         Hukum tiga jenjang dalam menjelaskan gejala sosial dan gejala alam yaitu teologis (hal-hal yang bersifat adikodrati), metafisika (hal-hal yang bersifat abstrak atau metafisika), positif (jenjang ilmiah).
·         Sosiologi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu statika sosial yang mewakili stabilitas dan kemantapan, dan dinamika sosial yang mewakili perubahan.
2.      Karl Marx (1818-1883)
Ia mengembangkan konsep perjuangan kelas, yaitu lahirnya kelompok borjuis (kelompok yang menguasai alat-alat produksi dan kelompok proletar (kelompok rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi). Merut Marx, kelompok proletar akan memberontak melawan kelompok borjuis, kemudian melahirkan suatu masyarakat tanpa kelas.
3.      Herbert Spencer (1820-1903)
Herbert Spencer adalah orang Inggris yang menguraikan  materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Menurut Spencer objek kajian sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Pada tahun 1876, ia mengetengahkan sebuah teori tentang “evolusi sosial” yang hingga kini masih dianut walaupun di sana sini ada perubahan. Ia juga menerapkan analog teori Darwin mengenai teori evolusi terhadap manusia. Ia yakin bahwa manusia mengalami evolusi dari masyarakat primmitif menjadi masyarakat modern.
4.      Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim adalah salah seorang pelopor perkembangan sosiologi. Menurut Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Rules of Method, 1895  yang menyoroti metodologi yang digunakan dalam penelitian klasiknya tentang bunuh diri (suicide) diberbagai kelompok masyarakat.
5.      Max Weber (1864-1920)
Menurut Weber, sosiologi sebgai ilmu berusaha mermberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Ia memberikan pengertian mengenai perilaku manusia sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
E.     Manfaat Sosiologi
Manfaat mempelajari sosiologi:
1.      Dapat mengetahui tentang pola-pola interaksi sosial yang terjdi dalam masyarakat.
2.      Dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Mengkaji status dan peran kita sebagai masayrakat, serta dapat melihat budaya yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
4.      Mempermudah dalam memahami nilai, norma, tradisi, keyakinan, yang dianut oleh masyarkat lain serta memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa sehingga tidak menimbulkan konflik.

Sumber: M. Sitorus. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta: Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar