Kamis, 28 April 2011

Sebuah Perjalanan


Hampir satu tahun aku duduk di bangku kuliah. Hampir satu tahun juga aku menempati tempat tinggalku yang baru. Ya, kamar ukuran 2x3 meter inilah tempatku bernanung. Tempat di mana aku bisa merebahkan tubuhku, menampung segala keluh kesalku. Bulan pertama tepatnya  bulan Agustus, aku masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan lingkungan baruku. Tak banyak orang yang kukenal. Maklum, lingkungan baruku berpenghuni 24 orang jadi butuh proses untuk mengenal semuanya.  Dua bulan sudah aku tinggal di wisma Saijaan (nama kosku). Aku sudah hampir mengenal lingkungan baruku. Berbagai sifat aku temukan di sana. Meski aku paling muda di antara mereka (soalnya yang maba hanya aku saja), tapi aku merasa nyaman dengan mereka. Lingkungan baruku sangat menghargai dan menyayangi aku. Aku mulai masuk dalam kehidupan mereka, mewarnai hari-hari dengan canda tawa. Tak jarang kita juga sering jalan-jalan bersama untuk sekadar menghilangkan penat ataupun mengisi waktu luang. Tapi sayang, kebahagiaan dan kenyamanan itu tak bertahan lama. Isu harga kos naik, membuat kawan-kawanku memilih untuk pindah dan mencari tempat tinggal yang lebih murah dn fasilitas bagus. Maklum kos-kosan yang aku tempati saat ini tidak terlalu bagus dan fasilitasnyapun kurang. Jadi harga yang ditawarkan tidak cocok dengan kondisi yang ada. Hingga akhirnya, bulan Desember menjadi akhir yang kelam. Satu-persatu teman-temanku mulai pergi menempati tempat tinggal yang baru. Awal Tahun aku mulai merasakan perubahan pada lingkungan sekitarku. Dulu banyak terdengarsuara-suara canda tawa teman-temanku, tapi kini mulai sirna. Meski teman-teman akrabku masih setia dengan Saijaan, namun suatu saat mereka juga akan pergi. Sepi. Aku mulai merasakan itu. Bulan ke lima di tahun ini, aku akan kehilangan kakak yang selalu mengajarkanku banyak hal. Karna dia pulang ke rumah asalnya, Wonosari. Tiga bulan lagi, tepatnya bulan Agustus. Aku telah mendiami tempat tinggalku selama satu tahun. Bukanlah waktu yang lama untuk sebuah perjalnan menggapai mimpi. Terkadang aku berfikir mungkin ini adalah jalan yang diberikan Allah untukku. Allah memberikan kenyamanan hidup untukku agar aku berfikir. Berfikir untuk menentukan jalan hidupku. Telah ada niat dalam diriku untuk mencoba menikmati kehidupan yang beda, kehidupan untuk menggapai titik terdekat denganMu. Aku ingin jika niat itu tercapai, aku menjalaninya benar-benar karnaMu. Perjalanan ini masih panjang.
"Hidup ini bagai air yang sekali waktu beriak dengan batu hingga akhirnya bermuara di lautan"